jika tidak ada sakdermo

Seandainya tidak ada “sakdermo”

jika tidak ada sakdermoKalau saja knalpot motor anda bisa berunjuk rasa
ngomel ngomel dan mengadakan unjuk rasa bersama kawan kawan senasib sepenanggungan sebagai sebuah knalpot motor dengan alasan …
“Wahai, manusiaaa ..!!! bebaskan hak hak kami sebagai knalpot untuk menghirup udara segar … kami sudah muak dijadikan saluran kentutnya motor motor kaliaaan ….!!!”

Kemudian dengan entengnya, ban motor nyletuk, ” kalo ada yg berhak demo itu ya aku … bayangin aja masa setiap hari ngglindiing terus, belom kalo nginjek becek, nginjek e’e’, ditambah lagi tambalan sana sini disekujur tubuh, kamu pernah kaya gitu emangnya, pot …?”. “Paling enak tuh si Helm, tinggal nangkring uda jalan kemana mana dweh .. “, tambahnya.

Helm protes, “Enak aja, kalian belum pernah kan disekap bersama kepala yang rambutnya pirang selama beberapa jam ..??Pirang iki maksude, pirang-pirang dino ra kramas ..??? pernahkah kalian .. pernahkah ..??? kadang kadang aku pengen jadi jok motor tuh, enak diduduki mbak mbak cantiiik …”

Jok motor yang disinggung Helm, senewen berat, ” Weeee .. ladalah …belom pernah dikentutin sama manusia dia ya … bau apek kepala ketombean masih belum apa-apa … belom lagi kalo ada yang basah basah dan agak empuk … itu baunya masya Allah, awas ya kalo kalian protes, kalo menurut aku si, paling enak ya si mesin itu, minuuum terus kerjaannya, tempatnya di dalem, gak kena kentut, bahkan dia yang paling bikin knalpot menderita … ”

Dengan suara serak berderak-derak berwibawa sang Mesin menjawab, ” Apaan sih kalian ini ribut-ribut, yang bisa bikin kalian ini jalan-jalan kemana mana itu karena aku bisa hidup, dinyalakan sama empunya kita, kalo dipikir-pikir aku yang paling berat membuat kalian bersama penumpang kita bisa berjalan, tapi kalo dipikir pikir juga, kita gak bakalan bisa jalan kalo salah satu diantara kita gak ada, ya gak Lurr ..?”

Mendengar Motivasi sang Mesin, Stang ikut berkicau, ” Iya benar, kata Pak Mesin, kita semua punya fungsi masing masing, gak bisa dibayangin kalo tiba tiba Ibu Jok pindah di posisi Mbokde Knalpot ..?? Apa yang terjadi ..? Atau Pak Helm diposisi saya .. kan malah gak jadi jalan kemana-mana kita … ya gak …??”

Di dalam surau terdengan suara lantang mas Muballigh berkobar meneriakkan, “Itulah pentingnya sakdermo … Kalo saja knalpot motor Jamus saya yang diluar bisa demo.. pasti mereka akan demo kalau tidak Sakdermo … Tapi, karena mereka masih sakdermo … mendedikasikan diri mereka sebagai sebuah knalpot .. maka motor jamus saya yang diluar bisa berjalan dan saya bisa sampai disini untuk mengisi pengajian pada sore hari ini … Nah, poro sedulur … Mari kita tingkatkan rasa sakdermo kita, sebagai wujud syukur kita terhadap apa yang Allah berikan pada kita .. ”

Walaupun diluar sana gerimis dan mendung tak membuat semangat jamaah pengajian mengendur. Masjid tetap penuh sesak oleh para jama’ah pengajian. Diluar sana Motor jamus tahun 1998 masih tetap bertahan dalam gerimis hujan dan sendu haru, mereka bersyukur pada Tuhan, karena diqodar sebagai banda yang rusak untuk Sabilillah.

Mbookde Knalpot mengrungkan niatnya untuk berunujuk rasa, karena ia bersyukur menjadi knalpot motor jamus yang selalu berjuang, daripada knalpot mobil mercedes bens yang mulus tapi untuk maksiat terus. …

So, What will happened if there is no ‘Sakdermo’ …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.