Lampung Tengah (6/4). Dewan Penasihat DPW LDII Provinsi Lampung, H.R.Hidayat Habibullah ingatkan jamaah iktikaf untuk memaksimalkan diri dengan memperbanyak ibadah, meningkatkan zikir dan doa, serta mencari keutamaan lailatulqadar di 10 malam terakhir Ramadan. Hal itu Ia sampaikan saat mengisi kajian hadits pada kegiatan “Iktikaf Bersama DPW LDII Provinsi Lampung” di Masjid Tawakal, Yukum Jaya, Lampung Tengah, pada Kamis (20/3) malam.
“Ini adalah kesempatan emas yang belum tentu kita temui lagi. Jangan biarkan 10 malam terakhir Ramadan berlalu tanpa makna,” Ucap KH. R. Hidayat.
Dalam kesempatan itu, Hidayat mengkajikan beberapa hadis tentang keagungan Ramadan. “Allah SWT telah menjumpakan kita dengan bulan yang agung yang diberkahi yaitu bulan suci Ramadan. Banyak sekali keistimewaan dan keuatamaan yang Allah berikan di bulan ini sehigga diseut bulan rahmah, bulan maghfirah, dan bulan pembebasan,” sambungnya.
Pengasuh Podok Pesantren Nurul Huda Natar Lampung Selatan itu juga menjelaskan adanya satu malam di bulan Ramadan yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan, yaitu lailatulqadar. “Bulan Ramadan itu bulan yang puasanya menjadi suatu kewajiban, dan ibadah salat malamnya menjadi ibadah sunah yang dikuatkan, yakni salat tarawih. Siapa yang mendekat Ramadan dengan satu kebaikan maka seperti orang yang mendatangkan pada kewajibannya di selaian bulan Ramadan. Dan barang siapa yang mengerjakan satu kewajiban di dalam bulan ramadan maka seperti orang yang mendatangkan pada 70 kewajiban pada selainnya Ramadan,” paparnya seraya membacakan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah.
Masih menurut KH. R. Hidayat Habibullah, Setidaknya ada empat tujuan Allah SWt mewajibkan puasa Ramadan kepada manusia. “Allah ingin manusia menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa, taat kepada perintahNya, dan mejauhi laranganNya. Allah SWt juga ingin memberikan pahala yang sangat besar, yang tidak ada satu pun mahlukNya yang tau seberapa besar pahala orang yang berpuasa, sebagaimana firman Allah dalam hadis qudsi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia juga menyebutkan tujuan berikutnya yakni Allah ingin menjadikan hambanya sebagai pribadi yang memiliki kepedulian sosial dan mempunyai empati. “Dengan berpuasa, setidaknya menjadikan kita merasakan susahnya orang yang tidak mampu makan, yang setiap saatnya dalam keadaan kekurangan. Terakhir, Allah SWT ingin enghapus dosa-dosa kita, diakui atau tidak kita punya dosa, punya salah, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang mafhum selalu kita dengar,” papar Kiyai Hidayah.
Ia mengajak jamaah Iktikaf untuk mempersungguh pada mencari keutaman lailatulqadar di 10 malam terakhir dari bulan Ramadan. “Caranya dengan iktikaf di sepuluh malam terakhir sebagaimana yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, para istri-istrinya, sahabat-sahabatnya, dan kita semua pada malam hari ini dan malam-malam selanjutnya hingga Ramadan usai,” jelasnya.
Dalam kajiannya, Hidayat juga menjelaskan hikmah dari pelaksanaan iktikaf. Iktikaf artinya menetap atau berdiam diri di dalam masjid untuk mendekat kepada Allah dengan ibadah-ibadah tertentu seperti salat sunah, tadarus, zikir, doa dan ibadah lainnya. “Tujuan iktikaf adalah menghidupkan sunah Rasul, dan jika dilaksanakan full maka keutamaan lailatulqadar akan kita temui. Allah mengalirkan pahala bagi orang yang mengerjakan iktikaf. Allah memberikan ketentraman, ketenangan, Allah akan mengirimkan malaikatnya untuk menjaga dan melindungi orang-orang yang melaksanakan iktikaf, lalu Allah akan menceritakan dengan bangganya kepada para malaikat yang ada di sisiNya,” paparnya.
Oleh: Ahmat Nurdin (contributor) / rully kuswahyudi (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng