Ponpes Taufiqurrohman Pinang Banjar Ikuti Pelatihan TPPK Daring Bersama DPP LDII

Musi Banyuasin (1/6). Pondok Pesantren (Ponpes) Taufiqurrohman Pinang Banjar mengikuti pelatihan daring Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan (TPPK) yang diselenggarakan oleh DPP LDII pada Sabtu (24/5).

Pelatihan ini dipusatkan di Ponpes Wali Barokah, Kediri, dan diikuti secara daring oleh berbagai lembaga pendidikan, termasuk para pendidik dari Ponpes Taufiqurrohman. Peserta dari Ponpes Taufiqurrohman antara lain Pinisepuh Hadi Ismanto, pengasuh Khoiruddin, bagian bimbingan dan konseling Ngatmin Prasodjo, Sutikno, Ustaz Miftahul Huda, serta para guru dan pamong lainnya.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat komitmen dunia pendidikan, khususnya pesantren, untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan.

Psikolog sekaligus anggota Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII, Dian Alia Putri, menjadi salah satu narasumber utama dalam pelatihan tersebut. Dalam paparannya, ia mengungkap berbagai bentuk kekerasan yang masih banyak terjadi di lingkungan pendidikan, baik secara fisik, psikis, verbal, maupun seksual.

“Sekolah dan pesantren seharusnya menjadi ruang tumbuh, bukan tempat trauma,” ujar Dian.

Ia menyoroti enam bentuk kekerasan utama yang sering tidak terlihat namun berdampak jangka panjang, seperti kekerasan psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi, serta kekerasan berbasis kebijakan. Dian juga menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam penanganan kasus, seperti melalui keadilan restoratif dan pendekatan tabayun yang empatik.

Menurut Dian, salah satu tantangan besar dalam penanganan kekerasan di pesantren adalah minimnya pemahaman terhadap batas-batas perlakuan, kurangnya edukasi kesehatan reproduksi, serta lemahnya pengawasan berbasis gender. Ia juga mengutip hasil riset dari UIN Syarif Hidayatullah yang menunjukkan bahwa santri putra memiliki tingkat kerentanan kekerasan seksual lebih tinggi dibandingkan santri putri.

“Ini bukan hanya tentang teori, tetapi kesiapan untuk turun tangan langsung demi menyelamatkan generasi,” tegas Dian saat menutup sesi pelatihan.

 

 

Oleh: Daud SOBRI (contributor) / FF (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

LDII Tanjung Raja Tingkatkan Kompetensi Pengurus Lewat Pengajian Rutin

Dukung Penguatan Moral Bangsa, LDII Audiensi dengan Kejaksaan Tinggi Lampung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *