Bandar Lampung (11/8). DPD LDII Kota Bandar Lampung menggelar Pengajian Akbar Generasi Penerus (Generus) Usia SMP di Masjid Hizbullah, Labuhan Dalam, Tanjung Senang, Minggu (27/7). Kegiatan ini diikuti lebih dari 450-an generus dari seluruh PAC dan PC se-Kota Bandar Lampung.
Mengangkat tema “Roda Hidup Terus Berputar, Yuk Jadi Generus yang Saling Menjaga di Jalan yang Benar”, pengajian ini membahas penerapan 29 Karakter Luhur dengan fokus pada konsep “Empat Roda Berputar,” nilai kebaikan universal yang menekankan pentingnya saling membantu, mengingatkan, dan membimbing.
Ketua DPD LDII Kota Bandar Lampung, H. Yaumil Khair, menegaskan komitmen LDII dalam pembinaan generus sejak usia dini hingga pranikah. “Khusus hari ini, pembinaan difokuskan untuk generus usia SMP. Harapannya mereka sukses dalam pendidikan agama, pendidikan umum, dan pendidikan karakter luhur,” ujarnya.
Ia menambahkan, tahun 2025 menjadi momen dengan jumlah program pembinaan generus terbanyak yang pernah dilaksanakan LDII Bandar Lampung. “Cita-cita Indonesia Emas 2045 bukanlah mimpi jika semua elemen bersinergi. LDII sejak dini menyiapkan generus agar dua dekade ke depan mereka siap menjadi pilar bangsa,” tambahnya.
Dewan Penasihat DPD LDII Kota Bandar Lampung, H. Bambang E. Subekti, turut memberikan motivasi kepada generus untuk meraih cita-cita dunia dan akhirat.
“Allah memudahkan jalan ke surga bagi orang yang menuntut ilmu. Bahkan para malaikat pun meridhai dan menaungi mereka,” ungkap Bambang.
Ia mengingatkan pentingnya menetapi ibadah sesuai tuntunan Allah SWT dan Rasulullah SAW. “Dalam perjalanan hidup pasti ada tantangan. Maka penting untuk saling menjaga, saling mengingatkan, dan saling mengarahkan agar tetap berada di jalan Ilahi,” pesannya.
Wakil Ketua DPD LDII Kota Bandar Lampung yang menjadi pemateri menjelaskan secara mendalam konsep Empat Roda Berputar: yang kuat membantu yang lemah, yang bisa mengajari yang tidak bisa, yang ingat mengingatkan yang lupa, dan yang benar menasihati yang salah.
“Setiap kita akan mengalami masa lemah. Maka mereka yang kuat, baik secara ilmu, harta, tenaga, atau pengalaman, wajib hadir untuk menolong dan membimbing,” jelasnya.
Ia menegaskan, semangat saling membantu dan menjaga bukan sekadar nilai moral, tetapi kunci pembentukan karakter generasi penerus. Sikap ini melatih generus untuk peka terhadap lingkungan, tidak individualis, dan tumbuh menjadi pribadi yang peduli serta bertanggung jawab.
Di usia SMP yang rentan pengaruh negatif, keberadaan teman yang saling mengingatkan menjadi tameng efektif agar tetap berada di jalur kebaikan.
Oleh: Ahmat Nurdin (contributor) / Riska Sabilah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng