Serang (16/8). Era saat ini berbeda dengan era ketika zaman Rasulullah masih hidup. Jika dulu khamar atau minuman keras merupakan sesuatu yang memabukkan dan menghilangkan akal. Namun sekarang ini pengertian khamar bisa berupa obat-obatan, narkotika, termasuk lem bahan bangunan yang jika disalahgunakan dapat menghilangkan akal pikiran penggunanya.
“Apapun bentuknya selama menghilangkan akal itu haram,” tegas Ustad Jajang, saat mengawali pengajian Al Quran di Masjid Al Manshurin, Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten, Minggu (3/8). “Dengan adanya khamar dan maisir (perjudian), setan bermaksud menjatuhkan permusuhan dan kebencian di antara umat manusia,” ujar Ustad Jajang.
Perkelahian bahkan pembunuhan, atau kejahatan lain kerap dimulai karena mengonsumsi khamar. Ustad Jajang mengatakan, mereka yang mengonsumsi khamar tidak lagi menggunakan akal pikiran yang sehat, bahkan sulit membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Akibatnya, semua usaha setan diikutinya.
“Orang yang hilang akal itu jauh dari salat,” tandas Ustad Jajang dengan mengutip Al Quran yang menyebutkan bahwa sesungguhnya salat mencegah dari perbuatan buruk dan mungkar.
Pengertian ayat tersebut menunjukkan bahwa jika seseorang salat dengan tertib dan baik, maka ia akan terhindar dari perbuatan buruk dan mungkar. “Tidak ada ceritanya orang yang hobi minuman keras, orang yang hobi berjudi, tetapi tertib salatnya,” jelas Jajang.
Menurut Ustadz, berdasarkan Surat Al Maidah 91, akibat khamar dan maisir (judi), pertama tumbuhnya permusuhan, kedua timbulnya kebencian antara satu dengan yang lain, ketiga tidak ingat pada Allah sama sekali atau jauh dari ingat pada Allah, dan yang keempat menghalangi salat.
“Padahal salat itu tiang agama. Salat menjadi barometer muslim. Ketika salatnya baik, maka yang lain baik, ketika salatnya jelek, maka yang lainnya jelek,” jelas Ustad Jajang.
Senada dengan hal itu, Kasat Binmas Polresta Kota Serang, Kompol El Wahyu Bintoro mewakili Kapolresta Kota Serang, sepakat dengan apa yang disampaikan Ustad Jajang,
adalah bagian dari pembinaan pada masyarakat dan umat.
“Ustad sama dengan Binmas, memberikan pembinaan dan penyuluhan,” ujar Kompol El Wahyu. “Ini harus didukung dan kita harus kerja sama-sama,” jelasnya lebih lanjut.
Oleh: Andy Maulana (contributor) / Uyun Kusuma (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng