Admin

Pemprov Babel Persiapkan Budi Daya Ubi Super, Kopi dan Kelapa Kopyor

PANGKALPINANG, 30/ 05 – Gubernur Erzaldi meminta agar Dewan Pakar DPP LDII segera mempelajari dan menentukan komoditi apa yang akan ditanam, sehingga nanti pihak Pemprov. Kepulauan Babel akan menunjukkan lokasinya. Hal itu disampaikan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman saat melakukan video conference dengan Dewan Pakar DPP LDII. Dalam rapat video conference di Ruang Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang membahas mengenai perencanaan budi daya ubi super, kopi, dan kelapa kopyor yang akan dikembangkan di Bangka Belitung, 20/05.

“Silahkan untuk diteliti dulu lahannya apakah cocok dengan komoditi yang ingin ditanam. Kelapa kopyor ayo, peternakan juga dipikirkan. Terutama tolong ditilik beberapa produk jangka pendek yang kurang dari enam bulan sudah ada hasilnya. Kemudian produk jangka menengah yaitu bisa dipanen satu tahun sekali dan produk jangka panjang yang bisa dipanen dalam kurun waktu tiga tahun, kemudian setahun, kombinasi ini harus kita terapkan,” ujar Gubernur Erzaldi didampingi Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Juaidi. 

Saya ingin kita disamping mengajak orang menanam, kita juga menanam dan mengolah sendiri di kebun inti, nantinya kebun inti kita ini akan menjadi sarana pelatihan percontohan bagi masyarakat yang ingin bertani, yang utama juga harus ada offtaker (penjamin pembelian hasil petani). Saya sangat senang bisa berdiskusi dan bekerja sama dengan DPP LDII ini, bersama pakar di bidangnya,”ujar Gubernur Babel Erzaldi.

Dalam pengembangan budi daya komoditi ini nanti, Gubernur Erzaldi berharap dapat bermitra dengan masyarakat sehingga ini bisa menjadi wadah pemberdayaan masyarakat yang akan memberi manfaat luas bagi masyarakat juga sekaligus meningkatkan produksi komoditi pangan. Diungkapkannya bahwa di Bangka Belitung ini sebetulnya banyak lahan yang bisa dimanfaatkan, namun dirinya menahan diri agar lahan ini tak dikelola pihak swasta. Namun, dirinya sangat terbuka jika lahan ini dikelola organisasi kemasyarakatan untuk memberdayakan masyarakat, dengan lebih mengedepankan masyarakat untuk ikut di dalamnya dengan dipayungi dan diadvice tim LDII.

Lebih lanjut Gubernur Erzaldi berpesan agar apapun jenis komoditi yang ditanam dapat dimanfaatkan dengan sistem zero waste, artinya semua yang dihasilkan bermanfaat, dan ditambahkannya bahwa Bangka Belitung saat ini ada program swasembada daging. Saat ini ketersediaan daging untuk pasar Jakarta saja masih kurang, jika memungkinkan, jika bapak-bapak punya teknologi dan SDM-nya, kami di sini memiliki lahan padang pengembalaan kawasan hutan yaitu di daerah Bangka Barat di Desa Kundi dan sekitarnya dan ini bisa kita manfaatkan. Langsung saja kita sajikan lahan ini, kita lihat cocok apa tidak.

Sementara itu Ketua Umum LDII Prof.KH.Abdullah Syam menyambut gembira mengenai tersedianya lahan 200 hektar yang merupakan hutan tanaman industri yang merupakan habitat yang cocok untuk kelapa kopyor, cassava, ataupun kopi sebagai komoditi pangan.

Hal senada disampaikan Ketua DPP LDII yang juga salah satu Dewan Pakar LDII Prof.Sudarsono memaparkan bahwa kelapa kopyor merupakan kelapa eksotik asli Indonesia yang bernilai ekonomi tinggi yang ternyata di beberapa kota besar termasuk di Jakarta, menjadi salah satu komoditas yg dicari. Di tingkat petani di Jawa Tengah bisa dihargai antara 15-20 ribu tergantung ukuran buah. Saat ini secara georgrafis, kelapa kopyor menyebar di Kalianda, Lampung Selatan; Tangerang dan Bogor, Jawa Barat; Pati, Jawa Tengah; Jember, dan Sumenep, Jatim. “Kelapa kopyor juga cocok di Babel sebagai daerah pantai dan berpasir, dan bisa dipadukan dengan pertanian terpadu misalnya kopi dan ternak yang kotorannya bisa diolah sebagai pupuk organik. Tanaman kelapa kopyor ini ditargetkan untuk daerah wisata, sehingga bisa jadi daya tarik orang untuk melihat objek wisata juga sambil menikmati kelapa kopyor,” jelas Sudarsono.

Pernyataan Prof.Sudarsono itu diperkuat lagi oleh Prof.Rubiyo dari Dep.Litbang Iptek DPP LDII yang mengatakan untuk optimalisasi lahan dan daya saing komoditas dirinya menawarkan tumpang sari berbasis kopi, cabe jawa (cabe jamu) dan kapulaga yang menguntungkan secara ekonomi dan juga aman secara ekologi. “Babel terkenal dengan kopi, tetapi kopinya masih diambil dari daerah lain. Ini secara ekonomi belum menguntungkan, sehingga bisa dicoba untuk menanam kopi dan ditumpangsarikan,” tambah Rubiyo.

Kepala Dinas Pertanian Prov.Kepulauan Babel Juaidi menyatakan ingin agar model pengembangan kawasan yang perlu dikembangkan yaitu berbasis kelompok, karena kalau terpencar tidak akan efektif. Menurutnya, sesuai arahan Gubernur Erzaldi nanti ditentukan wilayah mana yang cocok untuk kelapa kopyor, dan ini juga harus terakurasi secara kelembagaan yang mengurusi.

Hadir pula dalam pertemuan virtual itu Sekretaris Umum LDII H.Dody Taufik Wijaya, Ketua DPP LDII H.Chriswanto Santoso dan H.Prasetyo Sunaryo serta Ketua DPW LDII Kep.Babel H.Ari Sriyanto.    [lisia ayu-rafiq-listya/d86]

Bagikan Sembako untuk Anak Yatim & Dhuafa, LDII Kembangkan Kebersamaan

JAKARTA, 30/05 – Walau kita sama-sama dalam kondisi darurat akibat wabah Covid-19, namun dengan kebersamaan dan kekompakan kita upaya membantu sesama. Alhamdulillah tahun ini DPP LDII bisa kembali berbagi untuk anak-anak yatim dan dhuafa di sekitar kantor DPP LDII. Walau sedikit namun ini sebagai salah satu andil LDII. Di daerah-daerah pengurus LDII sesuai tingkatannya juga mengadakan hal yang sama.

Hal itu dikatakan Sekretaris DPP LDII H.Ibnu saat pelaksanaan pembagian sembako untuk anak-anak yatim dan dhuafa di sekitar kantor DPP LDII, Senayan. Ibnu menambahkan bahwa dalam situasi musibah akibat wabah covid-19 ini diperlukan kebersamaan dan solidaritas dalam membantu sesama. LDII menggerakkan warganya untuk saling membantu dan membantu sesama warga masyarakat.

Pelaksanaan pembagian kali ini tidak digelar di kantor DPP LDII seperti tahun-tahun sebelumnya, melainkan dibagikan melalui pengurus PAC LDII Grogol Utara, 23/05. PAC LDII Grogol Utara merupakan pengurus LDII tingkat kelurahan yang terdekat dengan lokasi Kantor DPP LDII di bilangan Senayan, Jakarta.

Menurut Ketua PAC LDII Grogol Utara H.Subejan, santunan kali ini menyesuaikan situasi darurat Covid-19 sehingga tidak ada pengumpulan massa di kantor pusat. “Kali ini kami mengundang beberapa perwakilan yatim dan dhuafa didampingi pengurus RT dan pengurus RW masing-masing,” ucapnya.

Perwakilan LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan) Grogol Utara, Nurhayati menyatakan rasa syukur, terima kasih serta apresiasinya pada masjid Baitul Hakim dan PAC LDII Grogol Utara yang memberikan bantuan sembako ini. Ia berharap semoga hubungan yang terjalin antara masyarakat dan LDII semakin erat dan rukun. Nantinya bantuan sosial yang diterima oleh LMK itu akan disalurkan kepada warga di lingkungan Grogol Utara yang belum pernah menerima bantuan serupa sama sekali, sehingga pemberiannya akan terdistribusikan secara merata dan tepat sasaran.

Sekitar 100 paket sembako, masker kain dan uang santunan diberikan di wilayah Kelurahan Grogol Utara, lingkungan Masjid Baitul Hakim, sebagian lainnya dikirim langsung ke beberapa RT/RW di lingkungan kelurahan Grogol Utara, kecamatan Kebayoran Lama.    (*/khoir/lines)

Pembagian Masker oleh LDII Tanggamus

TANGGAMUS, 27/05 – Pengurus DPD LDII Kabupaten Tanggamus, Lampung membagikan masker gratis kepada masyarakat umum. Kegiatan diadakan di sekitar perempatan lampu merah Kota Agung, yakni di Jl.Merdeka Kotaagung. Kegiatan ini diadakan dalam rangka membantu pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona (Covid-19) di wilayah Kabupaten Tanggamus.

Menurut Ketua DPD LDII Kab.Tanggamus H.Agoeng Basori,SPd,MM wabah covid-19 ini harus segera diselesaikan dan memerlukan kerja sama semua unsur masyarakat. “Kita tidak bisa berpangku tangan dan hanya menunggu. Sebagai warga bangsa kita harus ambil bagian dalam mengatasi musibah nasional ini. Upaya LDII mungkin tidak seberapa, namun ini terus akan digulirkan dan yang terpenting adalah menumbuhkan kesadaran warga masyarakat agar menjalani arahan pemerintah dalam mengatasinya,” ujar Agung.

Hadir pula dalam pembagian masker ini Ketua PC.Kecamatan Kotaagung Arif Maulana beserta sekretaris Achmad Royani dan Bendahara Giyatno. Kegiatan ini bekerjasama dengan Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) Cabang Tanggamus dan dihadiri pula perwakilan dari Sako SPN Cabang Tanggamus Kak Zulfa, Kak Irsa, Kak Nisa yang membantu operasional di lapangan. “Kita ajak generasi muda untuk membantu membagikan serta memberikan edukasi singkat akan bahaya covid-19 dan upaya-upaya pencegahan yang dilakukan oleh masing-masing individu,” ujar Ka Zulfa.     [a/d86]

LDII Pringsewu Cegah Penyebaran Covid-19 dengan Bagikan Masker pada Warga

PRINGSEWU, 27/05 – Dalam rangka upaya pencegahan penyebaran virus corona, LDII Kab.Pringsewu membagikan masker kepada masyarakat, 21/05. Pembagian dilakukan pada warga yang melintasi jalan raya. Kegiatan tersebut berlangsung pada tiga titik, yakni Tugu Pemuda Pringsewu Barat, Jalan Ahmad Yani depan Hotel Urban dan pos pengamanan Tugu Gajah Bulokarto.

LDII Pringsewu juga melakukan kegiatan serupa di Kecamatan Ambarawa dan Sukoharjo. Menurut Ketua DPD LDII Pringsewu Dian Arif Rahman turun langsung membagikan masker bersama warga LDII lainnya. Ia didampingi Ketua Pramuka Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara Cabang Pringsewu Arismunandar berserta pengurus Sako SPN lainnya. “Masker yang dibagikan kepada masyarakat sangat kecil nilainya jika diukur dari materi. Tetapi manfaatnya lebih jauh dari itu,” tegas Dian Arif Rahman, S.Pd.

LDII ingin mengedukasi masyarakat, untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti membiasakan cuci tangan pakai sabun, pakai masker jika terpaksa harus keluar rumah, jaga jarak (sosial dan phisycal distancing), jaga kesehatan dengan berjemur dan berolahraga. “Kemudian, lebih baik stay at home, apalagi mudik” ujarnya.

Aksi simpatik ini mendapat respons positif dari masyarakat. Berbagai respon masyarakat terkait pembagian masker gratis, salah satunya disampaikan Susi, yang mendapat masker saat melintas di Tugu Pemuda. Ia mengaku senang dan terima kasih mendapatkan masker gratis. Hal sama disampaikan Arman, pengendara minibus. Ia berharap aparat kepolisian juga bertindak tegas terhadap pengendara yang tidak memakai masker.       (sag/ais)

LDII : “Indonesia Harus Mandiri dan Swasembada Pangan!”

Jakarta (23/5) – Wabah virus corona belum juga usai, belum ada yang bisa mengetahui secara persis kapan pandemi virus corona ini akan berakhir. Selain masalah kesehatan, masalah lain muncul, yaitu pangan. Hal ini membuat sejumlah negara di dunia mulai memproteksi ketersediaan pangan mereka dengan mengurangi ekspor. Bagaimana di negeri kita Indonesia? Hal ini menjadi bahasan DPP LDII dalam acara “Silaturahim dan Buka Puasa Bersama Wartawan” yang diselenggarakan di Kantor DPP LDII, Patal Senayan.

Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo yang menjadi narasumber, membuka dengan sebuah pernyataan, “Dalam sejarah, nenek moyang bangsa Indonesia tidak pernah mengimpor bahan pangan, bahkan sebaliknya.”

“Sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, Demak, dan kerajaan-kerajaan lainnya, belum pernah Indonesia mengimpor. Justru kerajaan-kerajaan itu mengekspor beras ke mancanegara,” ujar Prasetyo Sunaryo dalam konferensi pers terkait ketahanan pangan, Rabu (20/5/2020). Pemerintah Indonesia sering melakukan impor bahan pangan yang membuat petani terpukul saat memasuki masa panen. Itu baru salah satu dari rentetan permasalahan yang dihadapi petani. Seolah-olah petani Indonesia terjajah di tanah sendiri. Ketahanan pangan sangat bergantung dari pemerintah sebagai regulator. Bahkan pangan bisa dijadikan alat diplomasi selain air dan energi. Dengan demikian penguasaan pangan merupakan hal yang penting dalam geopolitik.

Di sisi lain petani harus selalu kreatif dan inovatif untuk meningkatkan produksi pertanian. Maka, DPP LDII mengusulkan 3 hal. Pertama soal perlindungan petani. Petani-petani kita, seperti yang dikatakan Prasetyo Sunaryo, sulit dan takut untuk melakukan inovasi karena tersandera regulasi dan birokrasi yang kurang mendukung inovasi. Prasetyo Sunaryo berujar bila temuan bibit atau pupuk, bahkan juga obat pada tanaman, bila dilakukan oleh individu atau sekelompok petani, tidak harus dihadapkan pada birokrasi dan hukum. Bahkan bila perlu, pemerintah bisa memberi izin produk bibit dari petani. Dengan membantu riset dan hak intelektual. “Dengan begitu, petani bisa menjadi subjek dan negara melakukan proteksi,” ujarnya Prasetyo mengingatkan.

Ketahanan pangan justru tak tercipta ketika pemerintah menekan kreativitas, atau lebih mementingkan tanaman tertentu. “Kita bisa berpaling ke sejarah, titik mula kekurangan pangan di Pulau Jawa, ketika Belanda menerapkan sistem tanam paksa, yang menyebabkan sawah-sawah berubah menjadi tanaman tebu, hanya untuk mengisi kekosongan kas akibat Perang Jawa,” imbuh Prasetyo Sunaryo.

Usulan kedua DPP LDII selanjutnya adalah petani harus memiliki akses pembiayaan yang mudah dan transparan agar petani bisa berinovasi. Prasetyo Sunaryo kemudian membandingkan dengan negara-negara lain. “Kenapa Amerika dan Uni Erpoa memberikan subisidi yang besar kepada petani 30 milyar Euro atau US$ 20 milyar per tahun? Mereka menanamkan suatu nilai bahwa seseorang untuk memanen harus menanam dulu, itu merupakan filosofi yang ditanamkan sejak generasinya,” ujarnya. Jadi petani sekarang harus diberikan saluran kredit yang jelas dan kreatifitasnya harus dilindungi. Lembaga yang menaungi petani harus dihidupkan kembali seperti BULOG dan BRI, sehingga petani memiliki rasa aman tenang.

Usulan ketiga adalah petani harus memiliki lembaga pemasaran yang terintegrasi. ketika hendak menjual komoditas, petani saat ini tersandera oleh pasar. Harga komoditas menjadi tidak pasti ketika dikuasai oleh mafia pangan. Sehingga ada istilah “Walau harga naik, petani tetap tidak sejahtera”. Kejadian di lapangan, petani tidak ada jalur untuk menjual hasil pertanianya selain ke tengkulak kecil, untuk kemudian dijual ke tengkulak yang lebih besar. “Maka petani harus diberdayakan. Indonesia harus memiliki mekanisme distribusi pangan yang merata. Seperti Jawa timur di Malang, Brastagi di Sumatera. Kita juga tingkatkan konsumsi sayur mayur dan buah buahan dari 170 gram menjadi 400 gram per hari,” ujar Prasetyo Sunaryo.

DPP LDII berharap, ketahanan pangan ini menjadi fokus perhatian pemerintah. Indonesia harus bisa mandiri dan swasembada pangan, jangan sampai hanya mahir memanajemen impor pangan.    [lines/d86]